Sapa: Jurnal Kateketik dan Pastoral
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa
<p>Jurnal Kateketik dan Pastoral - Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang</p>Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malangen-USSapa: Jurnal Kateketik dan Pastoral2503-5150Praksis Teologi Pastoral Paul Janssen dan Relevasinnya dalam Pelayanan Awam Pada Lansia
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/view/632
<p>Rm Janssen memperkaya Gereja Katolik di Indonesia dengan pemikiran teologi dan karya pelayanan pada orang miskin. Aktualitas Rm Janssen justru ketika beliau memaknai teologi sebagai praksis pastoral dalam pelayanan orang-orang miskin. Sejalan dengan gagasan Konsili Vatikan II, Rm Janssen memperhatikan awam dan mengajak mereka untuk terlibat dalam karya Gereja. Para awam didik dan dipersiapkan untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan Gereja. Karya Rm Janssen fokus pada orang-orang yang miskin dan terlantar. Salah satu karya penyelamatan jiwa-jiwa tersebut adalah pelayanan kasih pada lansia. Karya kasih ini aktual mengingat Paus Fransiskus belum lama ini juga memberi perhatian pada pelayanan lansia. Persoalan yang muncul adalah bagaimanakah semangat dan kontinuitas gagasan Rm Janssen ini tetap bertumbuh kembang. Sejauhmanakah usaha-usaha memberdayakan awam dalam karya pelayanan diusahakan? Bentuk-bentuk perhatian apakah yang bisa diberikan pada pelayanan pastoral bagi lansia? Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Selain pengalaman sebagai pelayan pastoral yang terlibat dalam karya Rm Janssen, penulis memanfaatkan juga sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praksis teologi pastoral Rm Janssen masih relevan untuk karya pelayanan di Gereja Indonesia. Peran awam masih dibutuhkan dalam karya misioner Gereja, termasuk menjalankan pelayanan pastoral pada lansia.</p>Getrudis SeukTomas Lastari Hatmoko
Copyright (c) 2024 Getrudis Seuk, Tomas Lastari Hatmoko
2024-05-312024-05-3191384710.53544/sapa.v9i1.632Model Pembelajaran Treffinger Sebagai Cara Memproseskan Materi Pendidikan Agama Katolik
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/view/631
<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang model pembelajaran <em>treffinger</em> sebagai salah satu cara memeroseskan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik ditinjau dari perspektif kurikulum dan pembelajaran. Penelitian ini mengadopsi metode literatur yang merangkul data dari berbagai sumber tulisan untuk dianalisis, kemudian disajikan secara terpadu dalam satu kerangka pemikiran yang terkait dengan proses pembelajaran berbasis model <em>treffinger</em>. Hasil yang diperoleh, yakni (1) model <em>treffinger</em> dapat diidentifikasi sebagai <em>Creative Problem Solving</em>, sebuah pendekatan yang signifikan dalam memajukan pemecahan masalah kreatif. (2) memiliki tiga komponen, yakni <em>understanding, challenge</em>; <em>generating ideas, </em>(3) <em>preparing for action.</em> (3) model <em>treffinger</em> cocok untuk materi yang berkaitan dengan upaya kreatif dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, disarankan agar penerapan model <em>treffinger</em> lebih lanjut diintegrasikan ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Katolik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah kreatif peserta didik.</p>Fransiskus Soda Betu
Copyright (c) 2024 Fransiskus Soda Betu
2024-05-312024-05-3191253710.53544/sapa.v9i1.631Posisi Katekis di Tengah Revolusi Industri 4.0
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/view/630
<p>Perkembangan dunia terlebih dalam dunia industri telah mencapai tahap revolusi 5.0 dan berdampak hingga dunia pendidikan. Dampak dari hal tersebut dapat memunculkan ancaman terlebih bagi keberadaan manusia, dalam hal ini mengancam profesi Katekis. Peneitian ini bertujuan untuk menjawab apakah dengan perkembangan Artificial Intelligence (AI), posisi manusia terlebih profesi sebagai katekis akan tergantikan. Topik ini penting untuk dibahas, sebab mulain muncul pandangan bahkan usaha untuk menggantikan posisi katekis dengan AI. Penulisan ini, penulis memilih menggunakan studi literatur dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan kajian kepustakaan. Hasil pembahasan dari penulisan ini menunjukkan bahwa profesi katekis tidak akan dapat digantikan oleh AI atau kecerdasan buatan lain. Oleh karena katekis diidentifikasikan sebagi manusia, baik laki ataupun perempuan, yang terpanggil, untuk mewartakan Injil, yang disemangati dengan kuasa Roh Kudus dan yang menerima perutusan dari Gereja. Akibat dari hasil penulisan ini ialah dapat memberikan peluang kerja yang tidak dapat digantikan oleh AI. Oleh karena itu juga dapat menjadi peluang besar untuk menambah jumlah katekis menjadi lebih banyak.</p>Eugene Mario Widiatmoko
Copyright (c) 2024 Eugene Mario Widiatmoko
2024-05-312024-05-31911424Perwujudan Partnership dalam Perkawinan untuk Mencapai Bonum Coniugum sebagai Tujuan Perkawinan Katolik di Paroki Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/view/628
<p>Perwujudan <em>partnership </em>oleh pasangan suami istri dalam mewujudkan <em>partnership </em>untuk mencapai <em>bonum coniugum </em>dalam aspek kesetaraan, komunikasi, dan kerjasama. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa perwujudan <em>partnership </em>oleh pasangan suami istri dalam aspek kesetaraan. Dalam aspek komunikasi, pasangan suami istri berbicara terbuka satu sama lain, berbagi perasaan, pemikiran, dan keinginan mereka dengan jujur, menghargai pendapat satu sama lain, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan komunikasi yang kuat dan istimewa melebihi komunikasi secara verbal, yaitu komunikasi melalui sentuhan. Dalam aspek kerjasama, pasangan suami istri bekerja sama dalam menghadapi tantangan, mengelola kehidupan sehari hari, merencanakan masa depan, dan kerjasama yang istimewa dengan melayani pasangan yang sedang sakit dan pasangan yang sedang sakit juga merespon dengan baik. Perbedaan suku, adat, pribadi, dan keluarga menjadi kendala dalam aspek kesetaraan. Kesibukan, kurangnya waktu untuk berkomunikasi, kurangnya keterbukaan, dan kurangnya kemampuan mendengarkan menjadi kendala dalam aspek komunikasi. Perbedaan pendapat, dan ego menjadi kendala dalam aspek Kerjasama</p>lily marselina lalangKomela AvanG. Simon Devung
Copyright (c) 2024 lily marselina lalang, Komela Avan, G. Simon Devung
2024-05-312024-05-3191485610.53544/sapa.v9i1.628Penguatan Pendidikan Karakter Religius Dalam Pendidikan Agama Katolik Untuk Membantu Pengenalan Diri Siswa Di Sekolah Dasar Katolik 2 WR Soepratman Samarinda
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/view/627
<p>Penguatan pendidikan karakter diperlukan untuk membentuk siswa menjadi individu yang bermoral dan bijak, terutama melalui pendidikan agama Katolik yang berfokus pada nilai-nilai moral Kristiani. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penguatan pendidikan karakter religius siswa melalui pendidikan agama katolik dengan berfokus pada bentuk dan kendala dalam penguatan pendidikan karakter religius di SD Katolik 2 WR. Soepratman Samarinda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kombinasi metode wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data dari informan yang terdiri dari 1 orang guru agama Katolik, 1 orang kepala sekolah, dan 3 orang peserta didik. Analisis data dilakukan secara interaktif, mulai dari proses pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk penguatan pendidikan karakter religius dalam penguatan pendidikan agama Katolik untuk membantu pengenalan diri siswa dilakukan melalui doa rutin, kegiatan rohani bulanan dan integrasi nilai-nilai moral dalam proses pembelajaran menekankan pentingnya kejujuran, kedisiplinan, dan toleransi, yang membantu siswa melihat relevansi nilai-nilai karakter religius dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kendala-kendala yang dihadapi adalah sumber daya manusia yang terbatas dan bahan ajar yang belum memadai.</p>Yohana Elfan AriLorensius .Donatus Dole
Copyright (c) 2024 Yohana Elfan Ari, Lorensius ., Donatus Dole
2024-05-312024-05-3191758210.53544/sapa.v9i1.627