PROVUS’S DISCREPANCY EVALUATION MODEL PADA PENDIDIKAN INKLUSI

Authors

  • Yohanes Subasno

Keywords:

provus's discrepancy, evaluation model, pendidikan inklusi

Abstract

Pada jenjang dan satuan apapun, penyelenggaraan pendidikan selalu berkaitan dengan adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut merupakan bagian elementer dari pengelolaan atau manajemen pendidikan. Ketiganya memiliki keterkaitan satu sama lain, dan bahkan saling tergantung. Bahkan ada yang secara sederhana mengatakan, apabila perencanaan pendidikan dilakukan dengan baik, maka dalam pelaksanaannya pun akan dapat berjalan dengan baik pula, sehingga evaluasi pun akan merepresentasikan hasil yang baik pula.

Penulis memberi perhatian pada praktek pendidikan inklusif, yang merupakan model pendidikan untuk memberikan kesempatan sekaligus alternatif pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Terlepas dari polemik dan kontroversi yang muncul terkait dengan kemunculan model ini, namun di masyarakat model pendidikan tersebut telah dipraktikkan dengan berbagai versi. Penulis melihat bahwa pendidikan inklusif merupakan salah satu model penyelenggaraan pendidikan yang secara konseptual sangat ideal namun perlu dilakukan evaluasi dalam pelaksanaannya. Evaluasi tersebut menjadi sangat penting untuk memberikan informasi kepada para praktisi pendidikan inklusi, agar dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk keberlangsungan penerapan konsep pendidikan tersebut.

Pemilihan model evaluasi yang tepat untuk digunakan dalam konteks penyelenggaraan pendidikan inklusi tidaklah selalu mudah. Hal itu disebabkan oleh karena pendidikan inklusi merupakan model pendidikan yang masih relatif baru.

Tulisan jurnal kajian ini, memilih Discrepancy Model Evaluation dengan tujuan yang sangat umum, yakni bermaksud membandingkan antara konsep inklusi sebagai suatu model pendidikan yang ideal, dengan kenyataan yang telah dilakukan oleh para praktisi pendidikan inklusi, yang meng-enrole siswa berkebutuhan khusus ke dalam kelas reguler.

Sebagai sebuah kajian, maka tulisan ini bersifat asumtif dan sangat terbuka untuk memperoleh berbagai masukan bahkan sanggahan, apabila dari sudut pandang yang tertentu dianggap tidak relevan atau tidak memiliki relevansi ilmiah.

Downloads

Published

2018-11-01

Issue

Section

Artikel