Kristus dalam Berbagai Budaya
DOI:
https://doi.org/10.53544/sapa.v9i2.646Keywords:
budaya, teologi kontekstual, yesus kristusAbstract
Gereja dan budaya tidak bisa dipisahkan. Gereja dapat semakin mengakar dan bertumbuh dalam budaya. Dalam perjalanan sejarah, hubungan antara gereja dan budaya dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama, gereja pada masa awal masih menyatu dengan budaya. Bagian kedua terjadi saat gereja memisahkan diri dari budaya. Gereja tidak bersentuhan dengan kebudayaan. Bagian ketiga merupakan masa dimana gereja kembali membangun hubungan dengan budaya. Akan tetapi dalam perjalanannya, gereja belum sepenuhnya menerima dan menggali makna dari budaya. Gereja seringkali mengabaikan dan bahkan mau menghilangkan suatu kebudayaan. Tujuan penulisan ini ialah menggali teologi kontekstual dalam berbagai budaya. Metode penelitian yang digunakan ialah kajian pustaka. Hasil penelitian ialah Kristus dapat ditemukan dalam budaya Jawa, Sumba, Timor dan Toraja. Masing-masing budaya mempunyai penyebutan untuk memperkenalkan Yesus Kristus. Menurut budaya Jawa, Kristus dihubungkan dengan tokoh Semar. Dalam budaya Sumba, Kristus dianalogikan sebagai Marapu sejati. Panggilan suku Timor untuk Yesus Kristus ialah Nai Maromak. Sedangkan dalam budaya Toraja Kristus disebut sebagai Tomanurun dan alang. Kesimpulan penelitian ialah teologi kontekstual sudah dilaksanakan dalam beberapa budaya di Indonesia.