Inkulturasi Gereja Asia: Suatu Tinjauan Inkulturasi dalam Terang Dokumen FABC

Penulis

  • Chrystian Loudry Malau Universitas Katolik St. Thomas, Medan, Indonesia
  • Tarigas Balo Raya Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang, Indonesia
  • Yohanes Endi Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.53544/jpp.v5i1.495

Kata Kunci:

Inkulturasi, FABC, Gereja, Asia dan liturgi

Abstrak

Penggunaan makna inkulturasi mendapat perhatian penting Gereja Asia di dalam dokumen FABC. Menurut FABC, inkulturasi haruslah diterjemahkan dengan semangat Konsili Vatikan II dalam kebudayaan Asia. Akan tetapi penerjemahan itu kerap kali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini karena terjemahan tersebut disusun secara berbeda dan dalam kebudayaan lain, sehingga tidak mengena. FABC kemudian mencari jawaban atas persoalan itu. Pertama-tama, FABC melihat bahwa inkulturasi memiliki dasar teologis. Terdapat tiga dasar inkulturasi yaitu: teologi penciptaan, berdasarkan inkarnasi sabda dan mengikuti teologi Gereja. FABC juga memiliki perhatian dalam inkulturasi liturgi. Pertama-tama FABC menegaskan bahwa liturgi merupakan perayaan iman dan suatu bentuk pewartaan Injil. Di dalam Inkulturasi, Liturgi juga harus terlingkupi. Hal ini karena liturgi merupakan sumber dan puncak misi Gereja. Dengan kata lain, misi Gereja dan inkulturasi yang dilaksanakan harus mencapai puncaknya dalam perayaan liturgi. Hal ini karena liturgi harus menjadi suatu bentuk inkulturasi yang paling pribumi.

Unduhan

Diterbitkan

2024-04-30

Cara Mengutip

Malau, C. L., Raya, T. B., & Endi, Y. (2024). Inkulturasi Gereja Asia: Suatu Tinjauan Inkulturasi dalam Terang Dokumen FABC. Jurnal Pelayanan Pastoral, 5(1), 56–66. https://doi.org/10.53544/jpp.v5i1.495

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama